top of page
  • Writer's pictureJelajah Budaya

Pakaian Pengantin Betawi Akulturasi Arab dan Tiongkok

Updated: Apr 7, 2021


Indonesia sangat kaya akan budaya, mulai dari makanan, rumah adat, bahasa daerah, hingga pakaian adat. Setiap daerah dari Sabang sampai Merauke memiliki pakaian adatnya masing-masing. Bahkan tidak jarang dalam satu daerah sendiri memiliki beragam jenis pakaian khas lagi. Pada suku Betawi terbagi menjadi 3 jenis pakaian, yaitu pakaian sehari-hari, pakaian resmi, dan pakaian pengantin. Dandanan Care Haji dan Dandanan None Pengantin Cine adalah sebutan pakaian tradisional pengantin dari Betawi. Kostum pernikahan kedua mempelai ini pun sangat unik, karena memiliki unsur budaya yang berbeda. Pada pakaian wanita, Dandanan None Pengantin Cine, memiliki nilai-nilai budaya Tiongkok, sedangkan pakaian pengantin pria, Dandanan Care Haji, kental dengan budaya Arab


 

Dandanan Care Haji

Pada Dandanan Care Haji yang dikenakan Tuan Raje Mude atau calon mempelai pria ini meliputi jubah untuk luaran dan penutup kepala seperti sorban bernama Alpie. Sorban tersebut berwarna emas dengan manik-manik cerah kearaban, lalu diselipkan setangkai bunga mawar yang melambangkan rasa cinta suami kepada istrinya. Pada bunga mawar ditambah hiasan Sirih Dare. 5-7 lembar daun sirih yang dilipat terbalik.

Di dalam jubah, Tuan Raje Muda juga harus memakai gamis panjang berwarna muda, kalem, dan lembut tanpa hiasan. Selain itu ada selempang yang dikenakan pada Pundak kiri menuju pinggang kanan, ini artinya hidup manusia cenderung salah alias ke arah kiri, namun pada hakikatnya arah jalan hidup manusia harus selalu digiring ke arah kebenaran dan kebaikan, yaitu ke arah kanan.


Terakhir, terdapat alas kaki vantopel yang telah dikenakan sejak jaman Belanda sebagai alas kaki andalan pada pakaian adat Betawi.


 


Dandanan None Pengantin Cine



Pada pakaian adat wanita pengantin tradisional Betawi mengandung unsur nilai-nilai budaya Cina. None Penganten harus memakai lebih banyak perlengkapan yang terdiri dari:

  1. Tuaki atau blus dengan motif hiasan emas dan manik-manik. Tuaki terbagi menjadi dua model, yaitu model Shianghai (Cina) dan model baju kurung (Melayu).

  2. Padanan tuaki (kun), yaitu rok yang melebar ke bawah sampai mata kaki.

  3. Hiasan penutup dada dan baju bernama Teratai yang terbuat dari logam dengan motif bunga tanjung.Teratai ini berjumlah 8 lembar kecil.

  4. Sanggul rambut dengan Konde Cepol atau Buatun tanpa sasakan dengan membentuk 3 tingkat lingkaran.

  5. Siangko bercadar hiasan kepala berwarna emas yang melambangkan kesucian seorang gadis. Warna dari Siangko bercadar berwarna emas dihiasi dengan batu-batu permata. Selain yang bercadar, ikatan siangko jumlahnya ada 3 (tiga) buah. Dipakai di belakang sanggul sigar atau mahkota dengan motif bunga-bunga.

  6. Kembang goyang pada rambut yang berjumlah 20 buah, hiasan rambut Bersama dengan 2-4 buah kembang kelapa dipasang kiri dan kanan sanggul.

  7. Hiasan burung hong (Phoenix), kembang besar berjumlah 4 buah.

  8. Sunting atau sumping telinga dengan sepasang kerabu, perpaduang anting dan giwang yang dijadikan satu. Apabila sunting ini dipakai oleh pengantin wanita yang sudah tidak gadis lagi, maka si pemakai akan pusing-pusing dan bahkan pingsan.

  9. Tusuk konde dengan pasak berbentuk huruf leam (huruf Arab) yang melambangkan keesaan Allah ditusukkan di atas siangko kecil penutup simpul tali cadar.

  10. Kalung tebar, perhiasan melingkar di leher di atas teratai Betawi.

  11. Sepatu selop berbentuk perahu kolek.


-------------------

Sumber

https://www.idntimes.com/life/women/pinka-wima/baju-adat-betawi-pernikahan

http://sudinpusarjakpus.jakarta.go.id/?p=9291

https://www.yuksinau.id/pakaian-adat/betawi/

https://www.popbela.com/relationship/married/hyrasti-kayana/prosesi-pernikahan-adat-betawi/full



Oleh: Safana Salsabila W | Kelas B | 210104180078


89 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page